Halaman Output

Friday, April 12, 2013 Labels: , ,



Seperti sudah dijelaskan di post sebelumnya, halaman sebelah kiri didedikasikan sepenuhnya untuk menampung berbagai hasil belajar mandiri siswa yang menggambarkan proses pengujian, pembandingan, pengkoneksian dan peyimpulan material belajar yang tersaji di halaman sebelah kanan. Semua proses ini merupakan bagian dari proses berpikir tingkat tinggi yang disebut sebagai berpikir kritis (critical thinking). Output dari proses berpikir ini dikenal di dunia pendidikan sebagai konsep metakognitif (meta-cognitive). Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang dilakukan untuk menemukan solusi dari satu atau beberapa masalah dan merupakan salah satu skill abad 21 (21st century skills). Untuk membantu proses berpikir ini, anda bisa mengenalkan beberapa contoh graphic organizer yang mampu memperjernih hubungan antara beberapa masalah dan faktor. Selain aktivitas analisis, siswa juga diharapkan mampu merefleksikan semua aktivitas yang telah dilakukannya beserta saran dan kesimpulan. Secara umum output yang biasanya tergambar di halaman sebelah kiri ini dituliskan di bawah ini:

1. Gambar
Siswa biasanya akan menggambar setting alat percobaan dan menuangkan hasil pengamatan dan konsep dalam bentuk gambar. Gambar yang biasanya digoreskan di halam kiri meliputi: sketsa, ilustrasi yang lengkap dengan label dan gambar teknik. Tujuannya adalah untuk memperjelas proses berpikir dan pengamatan mereka dalam bentuk gambar yang konkret ataupun abstrak.

2. Tabel, chart dan grafik
Format ini digunakan untuk merekam dan mengatur data, pengamatan dan hasil pengamatan. Siswa menggambar table dan chart untuk mengatur dan alur informasi dalam bentuk yang gampang dipahami, sedangkan grafik digunakan untuk membandingkan dan menganilisa data, menampilkan pola dan kecenderungan data.

     3. Graphic Organizer
Digunakan untuk menunjukkan hubungan antara dan di antara ide, konsep dan benda. Contohnya adalah diagram Venn, Box and T-Chart dan peta konsep.

4. Soal
Dengan menggunakan buku ini siswa masih harus mengerjakan soal yang berhubungan dengan topic yang sedang dipelajari. Soal-soal ini bisa diberikan dalam bentuk pekerjaan ruma (PR) sehingga pengerjaannya masuk dalam domain halaman sebelah kiri .

     5. Sisipan
Sisipan berupa foto dan kliping dari majalah dan koran yang penting bagi siswa untuk menambah “line of evidence”.

6.  Laporan Eksperimen
Laporan eksperimen bisa ditulis secara utuh di halaman buku atau bisa juga merupakan sisipan.

7. Refleksi
Setiap hari sesudah melakukan aktivitas belajar dan menginternalisasikannya, siswa diharapkan mampu merefleksikannya dalam sebuah tulisan.

8. Analisis
Siswa akan merekam analisa data dan menarik kesimpulan lewat satu paragraph tulisan. Tulisan ini juga memuat kemungkinan aplikasi kesimpulan ini di suatu kondisi yang sama sekali baru. Tulisan ini juga masih memuat kemungkinan revisi di masa mendatang.

9. Essai
Setiap akhir unit (bab) siswa akan menuliskan satu tuilsan yang merangkum semua hal yang telah dilaluinya.

Selama saya mengaplikasikan tool ini, terus terang saja, saya banyak menemukan kesulitan untuk mengarahkan siswa untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Mereka kebingungan untuk meletakkan hand-out ataupun worksheet yang saya berikan, padahal sudah ada panduan cara kerja sistem buku ini yang tertempel di dalam buku mereka masing-masing. Itu baru material input yang diberikan oleh guru, bagaimana pula dengan hasil belajar mereka yang berupa output di halaman sebelah kiri. Idealnya, output ini dihasilkan secara mandiri oleh siswa setelah mereka mendapatkan pengetahuan tentang cara menganilisis dengan menggunakan graphic organizer. Namun kenyataannya, hanya beberapa siswa yang mampu melakukannya. Sepertinya pendidikan di level sebelumnya bisa kita jadikan sebagai kambing hitamnya. Lemahnya kemandirian, kreativitas serta inisiatif dan rasa ingin tahu siswa-siswa kita adalah produk dari pendidikan dasar kita. Siswa terbiasa untuk menerima secara pasif semua pengetahuan dari guru, tanpa ada usaha untuk mengusik sisi kreativitas dan inisiatif mereka. Inilah kenyataan yang harus dihadapi oleh bangsa ini, generasi muda yang kian miskin inisiatif dan rasa ingin tahu, tetapi melalui pendidikan sains yang mengedepankan pengalaman eksplorasi, kita bisa berharap akan ada perubahan di masa mendatang.

0 comments:

Post a Comment