Seperti sudah dijelaskan di post
sebelumnya, halaman sebelah kiri didedikasikan sepenuhnya untuk menampung
berbagai hasil belajar mandiri siswa yang menggambarkan proses pengujian,
pembandingan, pengkoneksian dan peyimpulan material belajar yang tersaji di
halaman sebelah kanan. Semua proses ini merupakan bagian dari proses berpikir
tingkat tinggi yang disebut sebagai berpikir kritis (critical thinking). Output
dari proses berpikir ini dikenal di dunia pendidikan sebagai konsep metakognitif
(meta-cognitive). Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang dilakukan
untuk menemukan solusi dari satu atau beberapa masalah dan merupakan salah satu
skill abad 21 (21st century skills). Untuk membantu proses berpikir
ini, anda bisa mengenalkan beberapa contoh graphic organizer yang mampu
memperjernih hubungan antara beberapa masalah dan faktor. Selain aktivitas
analisis, siswa juga diharapkan mampu merefleksikan semua aktivitas yang telah
dilakukannya beserta saran dan kesimpulan. Secara umum output yang biasanya
tergambar di halaman sebelah kiri ini dituliskan di bawah ini:
Siswa biasanya
akan menggambar setting alat percobaan dan menuangkan hasil pengamatan dan
konsep dalam bentuk gambar. Gambar yang biasanya digoreskan di halam kiri
meliputi: sketsa, ilustrasi yang lengkap dengan label dan gambar teknik.
Tujuannya adalah untuk memperjelas proses berpikir dan pengamatan mereka dalam
bentuk gambar yang konkret ataupun abstrak.
Format ini
digunakan untuk merekam dan mengatur data, pengamatan dan hasil pengamatan.
Siswa menggambar table dan chart untuk mengatur dan alur informasi dalam bentuk
yang gampang dipahami, sedangkan grafik digunakan untuk membandingkan dan
menganilisa data, menampilkan pola dan kecenderungan data.
3. Graphic
Organizer
Digunakan untuk
menunjukkan hubungan antara dan di antara ide, konsep dan benda. Contohnya
adalah diagram Venn, Box and T-Chart dan peta konsep.
Dengan
menggunakan buku ini siswa masih harus mengerjakan soal yang berhubungan dengan
topic yang sedang dipelajari. Soal-soal ini bisa diberikan dalam bentuk
pekerjaan ruma (PR) sehingga pengerjaannya masuk dalam domain halaman sebelah
kiri .
5. Sisipan
Sisipan berupa foto dan kliping dari
majalah dan koran yang penting bagi siswa untuk menambah “line of evidence”.
Laporan eksperimen bisa ditulis
secara utuh di halaman buku atau bisa juga merupakan sisipan.
Setiap hari sesudah melakukan aktivitas
belajar dan menginternalisasikannya, siswa diharapkan mampu merefleksikannya
dalam sebuah tulisan.
8. Analisis
Siswa akan merekam analisa data dan menarik
kesimpulan lewat satu paragraph tulisan. Tulisan ini juga memuat kemungkinan
aplikasi kesimpulan ini di suatu kondisi yang sama sekali baru. Tulisan ini
juga masih memuat kemungkinan revisi di masa mendatang.
9. Essai
Setiap akhir unit (bab) siswa akan
menuliskan satu tuilsan yang merangkum semua hal yang telah dilaluinya.
Selama saya
mengaplikasikan tool ini, terus terang saja, saya banyak menemukan kesulitan
untuk mengarahkan siswa untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Mereka
kebingungan untuk meletakkan hand-out ataupun worksheet yang saya berikan,
padahal sudah ada panduan cara kerja sistem buku ini yang tertempel di dalam
buku mereka masing-masing. Itu baru material input yang diberikan oleh guru, bagaimana
pula dengan hasil belajar mereka yang berupa output di halaman sebelah kiri.
Idealnya, output ini dihasilkan secara mandiri oleh siswa setelah mereka
mendapatkan pengetahuan tentang cara menganilisis dengan menggunakan graphic
organizer. Namun kenyataannya, hanya beberapa siswa yang mampu melakukannya.
Sepertinya pendidikan di level sebelumnya bisa kita jadikan sebagai kambing
hitamnya. Lemahnya kemandirian, kreativitas serta inisiatif dan rasa ingin tahu
siswa-siswa kita adalah produk dari pendidikan dasar kita. Siswa terbiasa untuk
menerima secara pasif semua pengetahuan dari guru, tanpa ada usaha untuk
mengusik sisi kreativitas dan inisiatif mereka. Inilah kenyataan yang harus
dihadapi oleh bangsa ini, generasi muda yang kian miskin inisiatif dan rasa
ingin tahu, tetapi melalui pendidikan sains yang mengedepankan pengalaman
eksplorasi, kita bisa berharap akan ada perubahan di masa mendatang.